Photobucket

Rabu, 27 April 2011

^Budak Hina tapi Mulia di sisi Allah^



   Pada suatu zaman ada saudagar kaya membeli seorang budak . Setelah di ijab qobul sang budak berkata pada tuannya yang baru . Dengan nada lemah , Lesu tapi matanya penuh pengharapan .
  
Budak :" Tuan , sekarang diri hamba sepenuhnya telah menjadi milik tuan ."
Majikan :" Betul , ada apa ?"
budak :"apa pun yang hendak dilakukan terhadap hamba adalah hak tuan dan hamba rela menerimanya . Tapi ada sedikit permintaan dan hamba sangat bersyukur jika tuan menerima permohonan hamba ini ."
majikan :" Apa permintaanmu ?"
budak :" Tidak banyak tuan . Pertama , bila nanti sudah tiba waktu sholat , hamba mohon istirahat untuk menunaikannya . sementara yang kedua , hamba mohon tempat khusus untuk melepas lelah ."
majikan :" hanya itu saja , baiklah aku terima permintaanmu ."
    
  Seketika itu pula sang budak di ajak majikannya berkeliling untuk memilih kamar yang cocok baginya . Tapi aneh , semua kamar yang ditunjukkan , tak satupun yang di pilih . Padahal kamar-kamar tersebut termasuk kamar-kamar yang sangat lengkap . Di sekelilingnya di hiasi ukir-ukiran yang indah , ranjangnya di hiasi kain-kain halus dan mahal , di atasnya terdapat lampu yang beraneka warna . Justru sang budak berkata ," Tuanku ,tak usah merepotkan diri dengan menunjukkan tempat yang indah , tapi cukuplah disini tempat hamba membuang lelah ." Sambil menunjukkan pada sebuah kamar tua yang di sekelilingnya terdapat tumpukan-tumpukan sampah , pintu dan jendelanya yang sudah rapuh dan atapnya pun sudah bocor , serta bagian dalamnya penuh dengan sarang laba-laba . Betapa kaget sang majikan mendengar ucapan budaknya seraya berkata ," Baiklah kalau ini memang pilihanmu ! terserah ."
   
   Malam itu juga , kamar mulai di bersihkan , dirapikan dan di tempatinya . Hari demi hari telah di lalui . Sang budak bekerja dengan tekun sampai menjadi orang yang sangat di sayangi majikannya . Kebetulan pada suatu malam , sang majikan keluar ingin melihat keadaan di sekitar pekarangan rumahnya . Ketika menengok ke arah kamar budaknya , ia terpana oleh seberkas cahaya yang memancar dari dalam bilik tersebut . Dengan pelan-pelan ia melangkah , setelah dekat ia langsung mengintip lewat celah-celah jendela . Betapa terkejutnya sang majikan tatkala melihat budaknya sedang sujud dan berdoa kepada Allah Yang Maha Kuasa . 

   Tiba-tiba dari pipi sang majikan bercucuran air mata . Ia tak kuasa melihat budaknya begitu khusyuk bersujud dan berdoa . Namun kesedihan itu terhenti ketika melihat pelita yang menerangi sang budak tiba-tiba naik di iringi alunan adzan shubuh . Pada malam berikutnya sang majikan mengajak istrinya untuk menyaksikan keajaiban . Setelah peristiwa itu terjadi lagi , mereka sadar bahwa orang yang selama ini menjadi budaknya bukanlah orang sembarangan . Dia adalah wali Allah . Setelah menunaikan sholat shubuh mereka menemui budaknya sembari berkata ," Wahai budakku yang di cintai Allah , sesungguhnya kami telah mengetahui siapa sebenarnya engkau ini , sejak kami melihat pekerjaanmu tiap malam , kami mengetahui engkau adalah kekasih Allah . Maka mulai hari ini , kami nyatakan engkau sebagai orang yang merdeka ."

   Dari cuplikan cerita di atas memberikan pesan bahwa kita jangan sekali-kali meremehkan orang lain Orang yang terhina dimata manusia tapi belum tentu di sisi Allah .


(oleh : Joko Rabsodi)


^Menanam Pohon Kurma di Surga^


Pada zaman Nabi saw . Pohon kurma sama seperti tanah 
Pada zaman agrikultural , modal pada masyarakat kapitalis , dan informasi pada masa kini .
Makin   banyak orang memiliki pohon kurma , makin kaya dia , 
makin tinggi statusnya di   tangah-tengah masyarakat .


   Di Madinah ada sebatang pohon kurma yang bersejarah . Sehubungan dengan kurma itu , beberapa ayat Al-Quran turun dari langit . Ia tumbuh pada halaman milik orang kaya , tetapi batangnya condong ke rumah orang miskin yang banyak anaknya . sesekali yang empunya memetik buah kurma itu . Sebagian berjatuhan ke halaman si fakir . Anak-anak yang lapar memungutnya dan memakannya .

   Ketika menyaksikan hal itu , yang empunya bergegas turun . Ia pungut butir-butir kurma yang jatuh . Ia rebut butir-butir yang masih di pegang anak-anak itu . Kalau anak-anak itu telah mulai memakannya  , ia masukkan jari-jarinya ke mulut mereka . Ia berusaha menyelamatkan setiap butir kurma yang ada .
   Orang miskin itu datang mengadukan peristiwa itu kepada Rosulullah saw. Nabi segera menemui pemilik pohon kurma ." Berikan padaku pohon kurma yang condong ke rumah fulan . Nanti Allah akan menggantinya dengan sebuah pohon di surga ." Bujuk Nabi .

  Pemilik kurma berkata ," Aku punya banyak pohon kurma . Tetapi , pohon yang ini mempunyai buah yang paling menakjubkanku ." Setelah itu ia pergi . Abu Dahdah , salah seorang sahabat Nabi , mendengar peristiwa itu ." Ya Rosulullah , sekiranya aku mengambil pohon kurma itu , apakah kau berikan juga bagiku pohon kurma di surga ?" ia bertanya . Rosul yang mulia mengangguk . 

  Abu Dahdah menemui pemilik kurma . Setelah berunding alot , pemilik kurma bersedia menyerahkan pohon itu apabila ditukar dengan empat puluh kurma lagi . Dengan gembira , Abu Dahdah menemui Nabi ," Ya Rosulullah , pohon kurma itu sekarang milikmu . Aku sudah membelinya ." Nabi kemudian menyerahkan pohon itu untuk orang miskin dan keluarganya . Tentu saja , keluarga miskin itu semua sangat gembira . Tetapi yang paling gembira adalah Abu Dahdah . Ia telah menanam pohon di surga .
   Hari itu turunlah surat Al-Lail . Allah memuji Abu Dahdah dan mengecam pemilik kurma yang rakus . Tentang Abu Dahdah Allah berffirman :

" Sebab itu , siapa yang memberi dan bertaqwa . Dan percaya akan berita gembira . Kami akan memudahkan kepadanya jalan kemudahan ." ( Al-Lail : 5-7 )

  Tentang pemilik kurma , Allah berfirman :

" Tetapi orang yang kikir dan merasa serba ada . Dan mendustakan berita gembira . Kami akan memudahkan kepadanya jalan kesulitan . Kekayaannya tiada berguna , ketika ia jatuh dalam bencana ." ( Al-Lail : 8-11 )

   Kemudian Allah memperingatkan ia dan orang-orang sepertinya dengan api neraka yang menyala . Allah menutup surat Al-Lail sekali lagi dengan memuji Abu Dahdah ," Akan menjauhi api neraka itu orang yang taqwa . Yang memberikan hartanya untuk membersihkan jiwa . Tidaklah seseorang memberikan nikmat yang ada padanya , kecuali karena ia mengharap ridho Tuhannya . Sungguh ia akan bahagia ."

   Surat Al-lail mungkin sering kita dengar dalam shalat-shalat kita termasuk tarawih . Kita sering lupa , bahwa surat itu juga bercerita tentang kita semua . Apakah kita termasuk pemilik kurma , yang dengan rakus menyelamatkan setiap butir hartanya . walaupun dengan merebut makanan orang-orang miskin dari mulut mereka ?
Ataukah kita , ingin seperti Abu Dahdah , yang setiap saat siap mengeluarkan hartanya untuk menanam pohon kurma di surga ??


( di angkat dari Tafsir Bil Ma'tsur , Jalaluddin Rahmat ) 

Senin, 25 April 2011

^Tiga Golongan Wanita^

   

     Seorang laki-laki bersumpah bahwa dirinya tidak akan menikah sebelum meminta saran kepada 100 manusia . Sebab dirinya mengalami patah hati yang tiada tara oleh seorang wanita . Diceritakan bahwa dia telah menemui 99 orang yang dimintai saran . Tinggal satu orang lagi untuk melengkapi jumlah yang ke 100 tersebut .

   Suatu hari, dia keluar dari rumahnya untuk bertanya kepada orang yang pertama kali bertemu dengannya adalah orang gila yang memakai kalung dari tulang . Mukanya sangat hitam . Selain itu, orang gila ini menunggangi kayu . Laki-laki itu memegang tombak yang dibawa oleh orang gila itu dan menyapa dengan salam .

    Laki-laki itu berkata ," Aku punya masalah ."
  
  Orang gila itu menjawab ," Silahkan engkau bertanya, namun engkau jangan bertanya sesuatu yang tidak penting bagimu ."

    Laki-laki berkata ," Aku patah hati oleh seorang wanita . Aku bersumpah tidak akan menikah sebelum meminta saran kepada seratus orang . Sekarang, engkau adalah orang yang keseratus yang aku mintai saran ."

   Orang gila berkata ," Ketahuilah olehmu wanita itu ada tiga jenis ."
Pertama , wanita yang bermanfaat bagimu. Kedua, wanita yang mudharat untukmu . Ketiga , wanita yang tidak bermanfaat dan tidak mudharat bagimu . Wanita yang bermanfaat bagimu adalah gadis tulen yang belum pernah disentuh oleh laki-laki . Wanita ini bermanfaat bagimu dan tidak akan memudharatkanmu . Jika melihat suaminya mendapatkan untung dia memuji kepada Allah SWT . dan, jika melihat engkau dalam keadaan rugi , dia akan berkata ," semua laki-laki tidak berbeda denganmu ."

    " Wanita mudharat untukmu adalah wanita yang mempunyai anak bukan darimu . dia memeras suaminya dan mengutamakan anaknya ."

    " Adapun wanita yang tidak bermanfaat dan tidak mudharat bagimu adalah wanita yang pernah menikah dengan orang lain . Jika melihat engkau dalam keadaan serba cukup, dia berkata ," Memang seperti ini yang harus dilakukan ." Jika melihat engkau dalam keadaan kekurangan , dia suka mengungkit-ungkit suaminya yang pertama ."
   
Laki-laki itu berkata , " Maukah engkau memberitahukan kepadaku apa yang menyebabkanmu berubah seperti yang aku lihat sekarang ?"

    Orang gila itu berkata ," Bukankah aku menyarankan kepadamu jangan bertanya sesuatu yang tidak penting bagimu ?"

    Laki-laki itu berkata ," Aku memohon dengan sangat agar engkau memberitahu penyebab engkau mengalami keadaan sepeti ini ."

    Orang gila itu berkata ," Aku dipaksa agar mau diangkat menjadi hakim disebuah pengadilan . Aku memilih apa yang engkau lihat sekarang daripada menjadi hakim ."



( di kisahkan dalam 'Uqala' Al Majnun oleh Kartika Nur fadi'ah)

Sabtu, 23 April 2011

^Kuburanlah yang Menjadi Tempat Malam Pertama Pernikahannya^

      Ini adalah kisah yang sangat menyedihkan, yang menunjukkan kepada kita, betapa remeh dan hinanya dunia, tidak ada kesenangan yang dapat dirasakan, tidak ada kebahagiaan yang dapat digapai dan tidak ada harta yang kekal. Semua itu pasti hilang, pada saat terpisahnya nyawa dari jasadnya, saat yang banyak dilupakan orang yang hidup di dunia ini, seolah-olah mereka tidak pernah hidup sesaatpun.

          Salah seorang yang memandikan jenazah menceritakan, “Sekelompok orang datang kepada kami di tempat pemandian jenazah.Ketika mereka meletakkan jenazah itu, suasana tampak diliputi keheningan, begitu heningnya, sehingga kami terpaku melihat suasana itu.Ternyata jenazah itu adalah seorang wanita muda yang dicabut nyawanya oleh Malaikat Maut dimalam kebahagiaannya.Malam itu,ia baru saja naik ke pelaminan.Ia dalam keadaan memakai perhiasannya yang paling indah dan palilng sempurna.Gelang yang indah melingkar di pergelangan kedua tangan dan kakinya, kalung melingkar di lehernya dan bedak kecantikan menghiasi wajahnya.”

Dus, keadaannya saat itu, ia berpakaian serba indah.Namun,,, Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un,, pada malam yang penuh kebahagiaan itu,Allah menghendaki kematiannya.


Segala sesuatu itu mengikuti takdirnya..
Dan kematian adalah pelajaran yang sangat berharga

Hendaklah seorang hamba selalu ingat, bahwasanya ia selalu membawa kematian, berjalan menuju kematian dan selalu menunggu datangnya kematian,pagi,siang ataupun sore hari.Alangkah indahnya, sebuah kalimat yang menggertarkan jiwa, yang diucapkan oleh Ali bin Abi Tholib,”Sesungguhnya negeri akhirat telah berjalan menghadap kearah kita, maka jadilah kalian generasi akhirat dan jangan menjadi generasi dunia.Sesungguhnya yang ada hari ini adalah beramal dan belum ada hisab(perhitungan), sedangkan kelak di akhirat, yang ada hanyalah hisab dan sudah tidak ada lagi kesempatan untuk beramal..”

     Hendaknya manusia selalu bersiap-siap dan menyediakan bekal selalu memerbaiki keadaannya dan memperbarui taubatnya.Dan hendaknya manusia mengetahui, bahwa ia berhubungan dengan Robb Yang Maha Mulia,Maha Kuat, Maha Agung lagi Maha Lembut.Sesungguhnya kematian itu tidak pernah memberikan ijin kepada seorang pun untuk menolak, tidak pilih-pilih dan tidak bersikap ramah.Dan kematian itu tidak pernah memberikan peringatan dini yang diberitahukan kepada manusia.

Allah SWT , berfirman :

“Tidaklah jiwa itu mengetahui, di bumi mana ia akan mati.”(QS.Luqman : 34)

“(Kematian itu) tidak akan dating terlambat sedikitpun dan tidak akan datang lebih awal.”(QS.Saba’ : 30)


Wallahua'lam bishowab..

                                                                                                             

Jumat, 22 April 2011

^Mempersiapkan Untuk Bekal Akhir Kehidupan^




  
     Wahai manusia, seandainya kita dapat melihat betapa dekatnya ajal kita, niscaya kita akan meninggalkan angan-angan yang panjang dan penyesalan pasti akan membunuh kita jika kita tetap dalam kelalaian dan dibuai oleh angan-angan.

Wahai jiwa, bertaubatlah karena kematian telah dekat
Jangan kau patuhi hawa nafsumu, karena ia adalah fitnah
Tidakkah engkau melihat, bagaimana kematian memungut kita
ia telah memungut orang-orang yang lebih mulia dari kita

Setiap hari selalu kita dengar ada orang yang mati
engkau dapat melihat bekas-bekas kematian itu

Wahai jiwa, apa hubunganku dengan harta yang pasti kutinggalkan
ia kan meninggalkanku ketika aku keluar dari dunia dalam keadaan telanjang
lima puluh tahun telah berlalu,namun kusia-siakan
Sekarang sudah tiba waktunya tuk bertaubat

Bagaimana kita dapat pura-pura buta terhadap tempat kembali kita
Sementara kita melupakan Dzat yang tidak akan melupakan kita
Dimanakah para raja dan anak-anaknya
serta orang-orang yang selalu dimuliakan
mereka telah di seru oleh panggilan masa
Mereka telah pergi dari negeri ini ke negeri yang lain
Meninggalkan kota-kota, tempat mereka dimuliakan
Menuju tempat tidur yang hanya berupa liang kubur yang berdebu

Wahai jiwa yang terjatuh di lembah hawa nafsu
yang terperangkap dalam pakaian kesesatan
yang menghabiskan waktu dan umur dalam kesia-siaan
cukuplah bagimu apa yang telah berlalu

Qiyamullail di waktu sahur merasa kesepian karena kehilanganmu
dan syiam di waktu siang selalu menanyakanmu
malam-malam itu selalu mencela dirimu

Wahai jiwa yang masih memiliki kesempatan namun tak banyak mendatangkan faedah
makanlah selagi masih memiliki makanan
karena waktu yang telah berlalu tidak akan kembali

Benarkah apa yang di katakan oleh seseorang?

Besok jiwa-jiwa akan mati membawa apa yang telah diusahakan
Orang-orang yang menanam akan memanen tanamannya
Jika mereka berbuat baik merekan mendapat hasil kebaikan
dan jika mereka berbuat jelek alangkah buruknya apa yang mereka kerjakan

Benar juga orang yang berkata,

Aku mati, dan yang tersisa adalah amal yang telah ku kerjakan
Aduhai, seandainya ada orang yang berdoa untukku

Semoga Tuhanku memaafkanku dengan karuniaNya
Dan mengampuni dosa-dosa dan perbuatanku yang buruk..


Rabu, 20 April 2011

`KEMATIAN ADALAH AYAT KAUNIYAH`


 Berdirilah seseorang yang sangat mencintai kematian,
“Dimanakah orang yang biasa memandikan jenazah?”

Dia berkata,”Wahai seluruh manusia,aku ingin dimandikan oleh orang yang terampil.”
“Lalu datanglah kepadaku seorang diantara mereka.”

“Dia menanggalkan pakaian yang ku pakai,”
“Menelanjangiku dan memisahkanku.”

“mereka letakkan tubuhku di atas meja”
“Gemericik air jatuh membersihkanku”

“Air itu dituangkan dari atas kepalaku”
 “ia mandikanku tiga kali”

“Lalu meminta yang lain mengafaniku”
"Mereka memberiku pakaian yang tak berlubang”

“Maka bekalku saat itu, hanyalah parfum yang mereka semprotkan ke tubuhku”
“mereka mengeluarkanku dari dunia, Alangkah malangnya diriku,

“Akulah orang yang berjalan tanpa bekal, padahal perjalananku sangat jauh”

“Mereka bawa tubuhku di atas keranda”
“Sementara di belakangku… banyak yang menangisi kepergianku”

“Tempat asing itu ternyata bukanlah negeri syam atau yaman”
“Tapi ia adalah liang lahat&kain kafan”

“dalam gulita kubur.. tidak ada ayah ibu yang mengasihiku,”
“juga saudara yang menyayangiku”

“mereka turunkan tubuhku perlahan”
“salah seorang kemudian menutup liang lahatku”

“menyingkap wajahku untuk melihatku terakhir kalinya”
“airmatanya menetes membasahiku”

“ia berdiri dengan penuh hormat”
“menyusun batu lahat lalu  meninggalkanku”

Ia berkata,”Timbunlah ia dengan tanah, Dan carilah pahala dari yang Maha Pengasih Pemilik segala karunia.



Look Me

.:|Assalamu'alaikum|:.

Selamat datang di faizah's Blog - Terima kasih telah berkunjung. Salam ukhuwah fillah ^_^

Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu 'anhu

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].