Photobucket

Selasa, 13 Desember 2011

Tak Perlu Menyalahkan Takdir





“mengapa hidupku seperti ini.!!tak henti kesulitan, kesusahan tak kunjung pergi dari kehidupanku ini..!!!” keluh salah seorang sahabat. Bagaimana tidak, hidupnya seakan tak pernah luput dari cobaan yang bertubi-tubi menderanya. Tak kunjung didapati sepercik harapan yang mampu membuatnya bangkit. Suram masa depan dilihatnya. Diceritakan semua penderitaannya padaku dan aku mengerti kesusahannya,bagaimanapun juga aku manusia yang tentu tak luput dari cobaan pula.

Takdir adalah ketentuanNya
Yang sudah ada bahkan sebelum kita ada dan sampai ke dunia ini. Dan sungguh takdir Allah itu adalah apapun yang terbaik untuk hambaNya. Terbaik apa??darimana?? mungkin sebagian hati kita menolak menerima pernyataan itu. namun itulah. takdir Allah itu rahasia. Allah lah Yang Maha Tahu rahasia dibalik rahasia.
Sebagai seorang muslim sudah seharusnya kita meyakini,percaya takdir dan ketentuanNya. Apapun yang terjadi hidup ini hanyalah permainan. Mungkin kita ditakdirkan untuk menjadi orang susah. Pernahkah terfikir disana mengapa Tuhan menakdirkan kita demikian ? adakah terfikir bahwa Allah sedang menyapa kita, mungkin jika kita terlahir sebagai orang yang berkecukupan, mungkin saja kita lalai dari mengingatNya. Begitu pun jika seorang ditakdirkan menjadi seorang yang berkecukupan bukan lantas dia akan menjadi manusia yang bersyukur namun dia pun memikirkan musibah-musibah yang dirasa berat dan menjadi beban hidupnya. Astaghfirullah.. manusia memanglah makhluk yang tak pernah merasa cukup(selalu mengeluh). Alangkah baiknya saat terpuruk dan jatuh mari kita melihat kebawah. Melihat betapa banyak orang di sekliling kita yang jauh lebih menderita dan bahkan beban hidup serta cobaan yang di alaminya lebih berat dibanding kita.
Bersyukur akan membuat hati terasa lapang, dan tak menyalahkan takdir.
Takdir bukan untuk disalahkan tapi untuk membuat kita mengerti dan berfikir bahwa diciptakannya kita tak lain untuk menjalankan ketentuanNya tersebut, agar kita mengenali Rabb kita.

Allah SWT. berfirman: “Tiada suatu musibah yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah, dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At Taghobun 11)

Diriwayatkan dalam sahih Muslim dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ada dua perkara yang masih dilakukan oleh manusia, yang kedua-duanya merupakan bentuk kekufuran: mencela keturunan, dan meratapi orang mati".
Imam Bukhori dan Muslim meriwayatkan hadits marfu'', dari Ibnu Mas'ud r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul mukul pipi, merobek-robek pakaian, dan menyeru dengan seruan orang-orang jahiliyah".
Diriwayatkan dari Anas r.a. sesungguhnya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila Allah menghendaki kebaikan pada seorang hambanya, maka Ia percepat hukuman baginya di dunia, dan apabila Ia menghendaki keburukan pada seorang hambanya, maka Ia tangguhkan dosanya sampai ia penuhi balasannya nanti pada hari kiamat."(HR. Tirmidzi dan Al Hakim)
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya besarnya balasan itu sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah SWT. jika mencintai suatu kaum, maka Ia akan mengujinya, barang siapa yang ridla akan ujian itu maka baginya keridloan Allah, dan barang siapa yang marah / benci terhadap ujian tersebut, maka baginya kemurkaan Allah" (Hadits hasan menurut Imam Turmudzi).

Semoga cobaan dan ujian dapat membuat kita semakin dekat denganNya..
Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Look Me

.:|Assalamu'alaikum|:.

Selamat datang di faizah's Blog - Terima kasih telah berkunjung. Salam ukhuwah fillah ^_^

Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu 'anhu

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].