Photobucket

Selasa, 04 Oktober 2011

Belajar Bersyukur Meski Tak Cukup


“grobyak.”suara bantingan sepeda mengenai rumah berdindingkan kayu itu mengagetkanku yang baru saja pulang kerja.

“hah gusti gustii..”keluh pamanku sesaat setelah masuk ke dalam rumah dan kemudian duduk sambil menghela nafas panjang.

“brakbrkbrak..”lemparan ember pun menyusul dari dapur.

Hampir setiap hari suasana rumahku di liputi dengan luapan keluh dan emosi.Entah apa yang membuat paman dan bibiku seperti itu. memarahi ayam tak jelas. Memukuli kambing yang tak berakal itu.

Entahlah.. aku hanya bisa menggelengkan kepala dan mengelus dada.

“mbokya kamu ini ambil air sana to naa.. ratna.”ucap bibiku kesal padaku yang terlihat tidak ada kesibukan.

“ya..”jawabku pendek.

“Selama ini apa yang ku kerjakan tak pernah ada baiknya. Semuanya salah, Cuma bibi yang selalu benar. Yang kulakukan tak pernah terlihat dimata paman dan bibi. Aku menurut saja.” Protesku dalam hati.dan kemudian berangkat menyelesaikan semua tugas rumah.

malam hari

kembali ku melamun sendiri setiap menjelang tidur,merenungi setiap apa yang terjadi dalam hidupku.berusaha menangkap pesan yang Tuhan sampaikan melalui liku-liku cobaan yang mendera hidupku.

“klingklung..”tiba2 terdengar handpone buluk jadulku berbunyi,
sejenak ku terbangun dari lamunanku,kulupakan emosiku dan kemudian membaca pesan yang kuterima.

“Sahabatku.. sesuatu yang baik memang belum berarti benar.bisa saja yang kita anggap baik menurut kita,namun tidak bagi org lain.ikhlaskanlah kebaikan yang kita perbuat karena Dia lebih tahu apa yang tersembunyi dihatimu.keep spirit n always smile d malam yang indah ini sobat.. ^_* ”

Kalimat itu benar-benar mengguyur hatiku, Meredakan emosi yang ada dan benar-benar meresap ke dalam sanubari.

“ya.. memang benar,”ucapku ringan membenarkan kata-kata itu.

Aku menyadari sikap bibi dan pamanku tak lain karena factor ekonomi keluarga. Kebutuhan setiap hari meningkat dan terus bertambah,. Tapi pendapatan tak perah ada.
Sampai-sampai dilampiaskannya kekesalan itu pada apapun disekelilingnya.

“bi.. tak perlu bibi banyak mengeluh itu tak baik”tuturku berharap beliau mengerti.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut bibiku.hanya terdiam yang kulihat matanya berkaca-kaca.

“oya.. angetin sayur buat makan malam..”perintah bibi padaku menutupi kesedihannya dan mengalihkan pembicaraan

“baiklah bi..”sautku pelan.

Aku berusaha memaklumi akan sikap mereka, aku anggap apa yang mereka lakukan karena memang sifat dan karakter mereka yang demikian.

Belajar bersyukur
Meski sesulit apa hidup ini
Tentu curahan nikmat yang diberikanNya tak kan mampu kita ukur
Bukan karena Allah tak peduli
Tapi soal kita yang kurang bisa mensyukuri

Betapa banyak saudara kita yang jauh lebih sengsara dibanding kita ?

Aku memang harus banyak bersyukur.. -_-


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Look Me

.:|Assalamu'alaikum|:.

Selamat datang di faizah's Blog - Terima kasih telah berkunjung. Salam ukhuwah fillah ^_^

Dari Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu 'anhu

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].